Minggu, 12 April 2020

TREND PENGGUNAAN PLATFORM BELAJAR ONLINE OLEH GURU DI TENGAH WABAH PANDEMI COVID-19

Penyebaran wabah Corona Virus Disease (Covid-19) semakin menjadi di Indonesia khususnya di Provinsi Jawa Timur. Data per-tanggal 28 Maret 2020 di Provinsi Jawa Timur terdapat 77 orang positif Covid-19, 307 Orang Pasien Dalam Pengawasan (ODP), dan 4,568 Orang Dalam Pemantauan (ODP). Tentu kita semua berharap agar wabah ini segera berakhir karena masalah ini tidak hanya berdampak pada bidang kesehatan saja tetapi juga berdampak pada bidang lain seperti ekonomi, pariwisata, dan lainnya. Terlebih lagi wabah ini juga sangat berdampak pada bidang pendidikan dimana Pemerintah Pusat dan Daerah dengan terpaksa mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan sekolah.
Pemerintah pusat melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan kebijakan dengan mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Corona Virus Disease (Covid-19). Dua kebijakan penting dari surat edaran tersebut yaitu sekolah melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) kepada siswa dan pembatalan pelaksanaan Ujian Nasional. 
Terkait dengan pembelajaran jarak jauh, Kemdikbud telah melakukan kerjasama dengan beberapa pisah swasta yang fokus mengembangkan sistem pendidikan secara daring antara lain Google Indonesia, Kelas Pintar, Microsoft, Quipper, Ruangguru, Sekolahmu, dan Zenius. Dan mitra telah mendukung tawaran kerjasama tersebut dengan menyatakan kesanggupannya untuk berkontribusi menyelenggarakan sistem belajar secara daring. Setiap platform akan memberikan fasilitas yang dapat diakses secara umum dan gratis. 
Penulis tertarik untuk melakukan kajian terhadap pemanfaatan platform-platform sistem belajar online yang digunakan oleh guru khususnya di Provinsi Jawa Timur. Penelitian dilakukan dengan pendekatan survey terhadap 1,386 sampel responden dari seluruh Kabupaten dan Kota dan seluruh jenjang. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara online menggunakan media google form dengan teknis oneshot by respondent dimana responden hanya dapat menjawab satu kali dan tidak bisa memperbaiki isian yang telah terkirim. Penyebaran kuesioner dimulai tanggal 17 Maret 2020 sampai dengan 26 Maret 2020. Fokus pertanyaan dalam kuesioner difokuskan pada tujuh platform belajar online milik swasta yaitu Google Suite For Education, Kelas Pintar, Ruang Guru, Microsoft Office 365, Quipper School, Sekolahmu, Zenius, dan satu platform milik pemerintah (Kemdikbud) yaitu Rumah Belajar. Akan tetapi dalam kuesioner juga terdapat kolom option lainnya yaitu untuk guru yang menggunakan platfor atau media lainnya selain yang telah direkomendasikan oleh Kemdikbud tersebut. 
Hasil survey menunjukkan bahwa trend penggunaan platform sistem belajar online oleh guru adalah dengan menggunakan aplikasi WhatsApp Group (390 orang; 28,14%), di peringkat berikutnya adalah platform Rumah Belajar (288 orang; 20,78%), Google Suit For Education (269 orang; 19,41%), Microsoft Office 365 (89 orang; 6,42%), Ruang Guru (71 orang; 5,12%), Edmodo (66 orang; 4,76%), Belajar Online Sekolah.mu (46 orang; 3,32%), Kelas Pintar (29 orang; 2,09%), Moodle (26 orang; 1,88%), Quipper School (20 orang; 1,44%), quizizz (14 orang; 1,01%), menggunakan platform lainnya yaitu learning management system yang dikembangkan sendiri oleh sekolah, Zoom Cloud Meeting, ThatQuiz, Schoology, Kahoot, Zenius, CandyCBT, CiscoWebex Meeting, classdojo, Kejar.id, Padlet, QuickEdu, StartMeeting, Talk Fusion sebanyak 39 orang (2,81%), dan belum menggunakan sistem belajar online sebanyak 39 orang (2,81%). 


 Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan platform atau media Pembelajaran Jarak Jauh oleh guru terbanyak adalah dengan menggunakan WhatsApp Group. Penulis tidak memberikan pertanyaan spesifik dalam kuesioner terkait alasan teknis dan non teknis dari guru dalam penggunaan setiap platform karena tujuan survey hanya mencari informasi platform pembelajaran online yang banyak digunakan oleh guru. Tetapi ada beberapa kemungkinan yang menurut penulis menjadi penyebabnya yaitu; 1). Kebijakan pemerintah untuk belajar dirumah yang sangat mendesak, dan 2) ketidakmampuan guru dalam menggunakan platform yang lain. Akan tetapi dua hal ini masih bersifat kemungkinan sehingga diperlukan adanya kajian lebih lanjut. Berharap ada pembaca yang melakukan riset lanjutan terkait hal ini. 
Pertanyaanya adalah apakah guru boleh menggunakan WhatsApp Group sebagai media Pembelajaran Jarak Jauh? Jawabnya tentu saja sangat diperbolehkan. Akan tetapi hendaknya guru lebih mengoptimalkan penggunaan media ini agar lebih sistematis, edukatif dan interaktif. Hal ini bisa dilakukan dengan terlebih dahulu guru membuat e-modul atau membuat video maupun audio pembelajaran yang menarik bagi siswa. bagi guru yang ingin memiliki kemampuan untuk membuat e-modul pembelajaran yang edukatif dan artistik dapat berkomunikasi melalui surel wahsunlpmpjatim@gmail.com.

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan menggunakan bahasa yang santun dan bijak