Penyebaran wabah Corona Virus Disease (Covid-19)
semakin menjadi di Indonesia khususnya di Provinsi Jawa Timur. Data per-tanggal
28 Maret 2020 di Provinsi Jawa Timur terdapat 77 orang positif Covid-19, 307
Orang Pasien Dalam Pengawasan (ODP), dan 4,568 Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Tentu kita semua berharap agar wabah ini segera berakhir karena masalah ini tidak
hanya berdampak pada bidang kesehatan saja tetapi juga berdampak pada bidang
lain seperti ekonomi, pariwisata, dan lainnya. Terlebih lagi wabah ini juga
sangat berdampak pada bidang pendidikan dimana Pemerintah Pusat dan Daerah dengan
terpaksa mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan sekolah.
Pemerintah pusat melalui Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan mengeluarkan kebijakan dengan mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4
tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Corona Virus Disease (Covid-19). Dua
kebijakan penting dari surat edaran tersebut yaitu sekolah melakukan Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ) kepada siswa dan pembatalan pelaksanaan Ujian Nasional.
Terkait dengan pembelajaran jarak jauh,
Kemdikbud telah melakukan kerjasama dengan beberapa pisah swasta yang fokus mengembangkan sistem
pendidikan secara daring antara lain Google Indonesia, Kelas Pintar, Microsoft,
Quipper, Ruangguru, Sekolahmu, dan Zenius. Dan mitra telah mendukung tawaran
kerjasama tersebut dengan menyatakan kesanggupannya untuk berkontribusi
menyelenggarakan sistem belajar secara daring. Setiap platform akan
memberikan fasilitas yang dapat diakses secara umum dan gratis.
Penulis tertarik untuk melakukan kajian terhadap pemanfaatan
platform-platform sistem belajar online yang digunakan oleh guru
khususnya di Provinsi Jawa Timur. Penelitian dilakukan dengan pendekatan survey
terhadap 1,386 sampel responden dari seluruh Kabupaten dan Kota dan seluruh
jenjang. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara online
menggunakan media google form dengan teknis oneshot by respondent dimana
responden hanya dapat menjawab satu kali dan tidak bisa memperbaiki isian yang
telah terkirim. Penyebaran kuesioner dimulai tanggal 17 Maret 2020 sampai
dengan 26 Maret 2020. Fokus pertanyaan dalam kuesioner difokuskan pada tujuh platform
belajar online milik swasta yaitu Google Suite For Education, Kelas Pintar,
Ruang Guru, Microsoft Office 365, Quipper School, Sekolahmu, Zenius, dan satu
platform milik pemerintah (Kemdikbud) yaitu Rumah Belajar. Akan tetapi dalam
kuesioner juga terdapat kolom option lainnya yaitu untuk guru yang menggunakan
platfor atau media lainnya selain yang telah direkomendasikan oleh Kemdikbud
tersebut.
Hasil survey menunjukkan bahwa trend penggunaan
platform sistem belajar online oleh guru adalah dengan menggunakan aplikasi
WhatsApp Group (390 orang; 28,14%), di peringkat berikutnya adalah platform
Rumah Belajar (288 orang; 20,78%), Google Suit For Education (269 orang;
19,41%), Microsoft Office 365 (89 orang; 6,42%), Ruang Guru (71 orang; 5,12%),
Edmodo (66 orang; 4,76%), Belajar Online Sekolah.mu (46 orang; 3,32%), Kelas
Pintar (29 orang; 2,09%), Moodle (26 orang; 1,88%), Quipper School (20 orang;
1,44%), quizizz (14 orang; 1,01%), menggunakan platform lainnya yaitu learning
management system yang dikembangkan sendiri oleh sekolah, Zoom Cloud
Meeting, ThatQuiz, Schoology, Kahoot, Zenius, CandyCBT, CiscoWebex Meeting,
classdojo, Kejar.id, Padlet, QuickEdu, StartMeeting, Talk Fusion sebanyak 39
orang (2,81%), dan belum menggunakan sistem belajar online sebanyak 39 orang
(2,81%).
Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa penggunaan platform atau media Pembelajaran Jarak Jauh oleh
guru terbanyak adalah dengan menggunakan WhatsApp Group. Penulis tidak memberikan
pertanyaan spesifik dalam kuesioner terkait alasan teknis dan non teknis dari
guru dalam penggunaan setiap platform karena tujuan survey hanya mencari
informasi platform pembelajaran online yang banyak digunakan oleh guru. Tetapi
ada beberapa kemungkinan yang menurut penulis menjadi penyebabnya yaitu; 1).
Kebijakan pemerintah untuk belajar dirumah yang sangat mendesak, dan 2)
ketidakmampuan guru dalam menggunakan platform yang lain. Akan tetapi
dua hal ini masih bersifat kemungkinan sehingga diperlukan adanya kajian lebih
lanjut. Berharap ada pembaca yang melakukan riset lanjutan terkait hal ini.
Pertanyaanya adalah apakah guru boleh menggunakan WhatsApp
Group sebagai media Pembelajaran Jarak Jauh? Jawabnya tentu saja sangat
diperbolehkan. Akan tetapi hendaknya guru lebih mengoptimalkan penggunaan media
ini agar lebih sistematis, edukatif dan interaktif. Hal ini bisa dilakukan
dengan terlebih dahulu guru membuat e-modul atau membuat video maupun audio
pembelajaran yang menarik bagi siswa. bagi guru yang ingin memiliki kemampuan
untuk membuat e-modul pembelajaran yang edukatif dan artistik dapat
berkomunikasi melalui surel wahsunlpmpjatim@gmail.com.
Artikel juga dipublish pada website LPMP Jawa Timur https://lpmpjatim.kemdikbud.go.id/site/detailpost/whatsapp-paling-diminati-untuk-pembelajaran-online
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan menggunakan bahasa yang santun dan bijak