Sabtu, 18 April 2020

Kisah Pak Avan; Sang Pejuang Pendidikan Dari Sumenep


Tentu kita semua sudah mengetahui untuk siapakah status pahlawan tanpa tanda jasa diberikan. Ya!!! Untuk para guru. Mereka adalah orang-orang yang mengabdikan diri untuk mendidik anak bangsa. “Alaaahh….lebay….toh guru dapat gaji, dapat tunjangan, dapat sertifikasi”. Betul…tapi tahukah kita betapa sulitnya mengajar? Betapa sulitnya mendidik? Dan betapa sulitnya menjadi teladan? Guru sepantasnya mendapat bayaran berpuluh-puluh juta setiap bulan, masa kalah dengan artis-artis di televisi yang menyuguhkan tayangan yang justru tidak mendidik dan merusak generasi bangsa. Ayo mikiiiirrr….!!!

“Tapi ada tuh kasus-kasus guru yang bermasalah….!!!”. aaah sudahlah….janganlah pula karena nila setitik rusak susu sebelanga. Semua orang pasti punya khilaf dan salah, al-insan mahalul khoto’ wannisyaan. Jika dibanding tetap jasa guru lebih mengungguli dari kesalahan guru oleh segelintir oknum guru yang khilaf.

Ini contohnya, perjuangan pak Avan seorang guru SD di Kabupatan Sumenep. Selama libur sekolah karena wabah Covid-19, setiap hari beliau mendatangi rumah siswa satu persatu karena secara teknis beliau tidak bisa menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh dengan menggunakan perangkat apapun. Kondisi ekonomi keluarga siswalah penyebabnya sehingga siswa tidak memiliki perangkat smartphone, laptop, bahkan televisi untuk menonton TVRI yang bisa dipakai sebagai media Pembelajaran Jarak Jauh. Selamat datang di Indonesia…..(minjam istilahnya pak Yuri juru bicara satgas Covid-19).

Cerita panjang tentang beliau bisa dibaca di kompas.com https://bit.ly/kisahpakavan 

Satu hal yang menyentak diri penulis, sebagai seorang Pengembang Teknologi Pembelajaran yang beberapa minggu ini agak “pongah” dengan ke-modern-an teknologi pembelajaran ala google classroom, office 365, powtoon, whiteboard, webex, zoom, hangout meet, dan lain-lain mendadak “tertunduk” dan sadar bahwa masih ada di Indonesia ini sekolah-sekolah yang membutuhkan sentuhan model-model pembelajaran berbasis teknologi yang nir-kabel, nir-wifi, nir-pulsa, nir-kuota internet, nir-listrik. 

come on gaes, kita rancang model dan media pembelajaran super sederhana yang dapat dimanfaatkan oleh semua guru tanpa terkecuali dimanapun di seluruh wilayah bumi Negara Kesatuan Republik Indonesia. ayo mikir!!!

Tetap semangat pak Avan
Tetap semangat Bapak/Ibu guru pejuang pendidikan

Jumat, 17 April 2020

5 Mesin Kecerdasan dan 9 Personality Genetic STIFIn darimana?



Perjalanan menuju lahirnya konsep STIFIn dimulai sejak Farid Poniman tahun 1999, beliau bersama dua orang kawannya yang kini menjadi tokoh terkemuka di Indonesia, Indrawan Nugroho dan Jamil Azzaini, mendirikan perusahaan bernama Kubik Leadership yang kini menjadi Top 10 Training & Consultancy Provider terbaik di Indonesia. Mereka memulai dengan menulis buku dan menyusun modul pelatihan yang berbasiskan kepada karakter personaliti pesertanya. Konsep inilah yang lalu diberi nama STIFIn. Di Kubik inilah awal mula dari proses risetnya untuk membuktikan konsep dan pemikirannya tentang STIFIn.

Kesadaran menemukan keberadaan kepribadian In itu datang dari hasil observasinya khususnya terhadap istrinya yang memiliki kepribadian ternyata bukan termasuk di antara S-T-I-F. Sejak itulah kemudian konsep pemikirannya dianggap sudah utuh menjadi STIFIn tanpa memerlukan penyempurnaan lagi. Memang kemudian masih banyak yang skeptis. Maka hingga buku tersebut diterbitkan, Farid Poniman menegaskan bahwa konsep Lima Mesin Kecerdasan dan Sembilan Personaliti STIFIn dianggap telah final.

Dibalik proses risetnya itu, Ia mengumpulkan teori-teori yang membangun teori STIFIn, yaitu: teori Fungsi Dasar S-T-I-F dari C.G. Jung (1875-1959), teori belahan otak atau The Whole Brain Concept dari Ned Hermann, teori Triune Brain dari Paul MacLean (1976).

Bagaimana dengan kecerdasan kelima pada STIFIn yaitu tipe Insting (In)? pada teori Triune Brain Paul MacLean di mana ada reptilian brain. Lebih lanjut menjelaskan, kecerdasan kelima ini terletak pada fungsi Hindbrain atau Otak Tengah (cerebellum, medulla, midbrain, pons, dan brain stem). Dari perjalanan panjang mengkompilasi teori-teori tersebut, sudahlah final teori STIFIn. Ada lima belahan otak dengan paket fungsi otak masing-masing yang kelak akan mempengaruhi tindak-tanduk manusia sesuai fungsi-fungsi otak yang paling mempengaruhinya dan kesemuanya setara.

Setiap belahan otak, memiliki orientasi atau cara kemudi (drive) yang berbeda. Yang satu berorientasi dari dalam ke luar, terstimuli dari dalam ke luar, yang ini lebih bisa fokus, introvert. Yang satu berorientasi dari luar ke dalam, menerima stimuli dari luar yang kemudian mengemudikan dirinya untuk lebih mudah terpengaruh dan terbuka pada respon luar, yang ini lebih mudah tergoda fokusnya, ekstrovert.secara genetik, ternyata berasal dari cara kerja lapisan putih dan lapisan kelabu pada otak.Kedua lapisan ini ditemukan pada otak limbik dan neokortek, sedangkan pada otak tengah tidak. Maka, masing-masing S-T-I-F menjadi dua kepribadian genetik (Si, Se, Ti, Te, Ii, Ie, Fi, Fe) sedangkan tipe In berlaku sebagai Mesin Kecerdasan sekaligus Personaliti Genetik. Itulah mengapa jumlah Personaliti Genetik adalah 9.

Nah…..dari 5 kelompok Mesin Kecerdasan dan 9 Personality Genetic tersebut, termasuk yang manakah Anda? Jika ingin mengetahui jenis Mesin Kecerdasan dan Personality Genetic Anda dan keluarga bisa berkomunikasi via surel ke dedek_wahsun@yahoo.co.id atau WhatsApp 087852464836

Artikel copy paste dari laman stifin berikut ini; http://stifin.com/